Desember!

Saya setengah nggak percaya kalau ini sudah Desember. Hujan sudah sering datang. Bahkan tiga hari nggak ilang-ilang. Setidaknya, bulan yang selama ini terasa berat sudah lewat.

Melewati bulan yang berat itu, membuat saya tersadar bahwa saya belum sembuh sepenuhnya. Belum sama sekali bahkan. Semoga kemudian memang ada cara yang ampuh untuk sembuh. Sembuh dari rasa sakit, rasa sesak. Sembuh dari luka dan mencopot balutannya. Semoga luka-luka itu sudah lama mengering.

Meskipun sedikit terlambat lantaran lupa, Ibu tetap kasih ucapan selamat ulang tahun. Cuma lewat telepon tapi nggak pernah mengurangi cintanya sama saya. Saya pun lupa kala itu sudah masuk November. Padahal, saya berharap tidak terima ucapan selamat apapun dari siapapun. Bagi saya, hari lahir hanya mengamini relativitas Einstein.

Allahumma...saya sudah sampai sejauh ini. Terlalu jauh dari apa yang saya pernah bayangkan. Rasanya Dia tidak pernah berhenti memberi, mencukupi, dan menuntun saya. Meski saya akui, kadang saya tidak tau diri dan seringkali lupa bersyukur. Apakah yang lebih memalukan dari seorang muslim yang tidak mensyukuri nikmat Tuhannya? Allahumma...ampun.

Sudah sejauh ini, tapi rasanya saya belum mampu apa-apa, belum terwujud semua doa yang Ibu panjatkan sebelum beliau tidur. Doa-doa indah yang dilangitkannya tanpa sepengetahuan saya, tanpa sepengetahuan siapapun. 

I'm sorry, mommy.
I'm so sorry.

You make me a beautiful dress 
while I'm buying myself one at the mall cause they say I can pay less.

You tell me truth and sincere words 
while I'm listening to bullshit on the media herds.

You show me the world
but I tell you to go away, lock myself out and curled

I'm sorry, mommy.
I'm so sorry.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer